Pengobatan Massal Filariasis (POMF) di kabupaten Tasikmalaya memasuki putaran ke-3 pelaksanaan, program ini akan serentak di lakukan di 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya.
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) merupakan penyakit infeksi yang termasuk kategori new emerging diseases atau penyakit dengan gejala penyebaran yang sangat cepat, Filariasis juga merupakan penyakit infeksi yang bersipat menahun yang disebabkan oleh Cacing Filaria dengan perantara penularannya oleh nyamuk, Cacing ini dapat bertahan hidup selama 4-6 tahun dalam kelenjar getah bening, Cacing ini juga bisa berkembang biak di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dalam darah, Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan,kantong buah Zakar, payudara dan kelamin wanita.
Adapun penularannya disebabkan oleh semua nyamuk yang bisa menularkan filariasis dianataranya, nyamuk rumah, nyamuk got, nyamuk hutan dan nyamuk rawa-rawa.
Gejala dan tanda penyakit Gajah diantaranya, demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam akan hilang bila sipenderita istirahat dan muncul kembali bila sipenderita bekerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening terlihat bengkak didaerah lipatan paha dan ketiak yang tampak kemerahan terasa panas dan sakit, pembesaran tungkai lengan, buah dada dan buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas.
Gejala umum pasca minum obat dapat dilihat pada 3 hari pertama setelah pengobatan Filariasis yakni, sakit kepala, pusing, demam, mual, muntah, menurunnya nafsu makan, nyeri otot, nyeri sendi, dan lemas.
Pengobatan Massal dilakukan di daerah endemis Filariasis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate ( DEC) yang dikombinasikan dengan Albendazole sekali setahun selama lima tahun berturut-turut, pengobatan massal itu sendiri diikuti seluruh penduduk didaerah endemis yang berusia diatas 2 tahun.
Pengobatan massal filariasis dilaksanakan didaerah endemis filariasis yaitu daerah dengan angka mikrofilaria rate ( MF Rate) > 1%. Pengobatan ini bertujuan untuk memutus rantai penularan filariasis dengan menurunkan angka mikrofilaria rate menjadi kurang dari 1 % dan menurunkan kepadatan rata-rata mikrofilarianya.
Kasie Pemberantasn Penyakit pada Dinas Kesehatan Kab. Tasikmalaya , Asep Hidayat,AmKl diruang kantornya mengatakan,”Guna mensukseskan Eliminasi Filariasis 2020 dengan melaksanakan program POMP ( Pemberian Obat Massal Pencegahan) Filariasis dikabupaten Tasiksmalaya sudah mempersiapkan sekitar 9160 kader yang terlatih, dan 2290 Posyandu yang tersebar di 39 Kecamatan dan untuk melaksanakan Bulan Elkaga ( Eliminasi kaki Gajah) bulan Oktober ini, di tiap posyandu dibimbing 4 kader yang sudah mendapatkan pelatihan dan pembinaan,” ujarnya.
“Tahun ini dirasakan lebih berat tantangannya bisa dibilang Enteng Bangga. Selama ini kita sudah punya pengalaman dengan melaksanakan POMP Filariasis selam 2 Tahun kebelakang, kendalanya sulit memberikan penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat tentang efek yang timbul setelah minum obat filariasis, sepertinya masih ada rasa ketakutan dimasyarakat tentang isu-isu tak bertanggungjawab mengenai efek yang ditimbul setelah minum obat dan ini sebuah tantangan bagi para petugas dilapangan untuk lebih menekankan kembali penejelasan langsung ke masyarakatnya mengenai reaksi obat filariasis. Sebetulnya yang diberikan itu Obat cacing, jadi masyarakat tidak perlu takut untuk meminumnya,” ujar Asep sembari menyarankan pada masyarakat untuk terlebih dulu makan sebelum minum obat Filariasis.
Anggaran untuk pelaksanaan Program POMP Filariasis yang akan direncanakan pencanangannya dalam waktu dekat Bulan Oktober ini di Karangnunggal, dengan di biayai dari dana hibah luar negeri USAID.
Terpisah Kepala UPTD PKM Sukaraja Doni mengatakan “Rencana Pencanangan tanggal 8 Oktober 2015 di Puskesmas karangnunggal, dan di Kecamatan Sukaraja pelaksanaan POMP Filariasisi tanggal 9 Oktober 2015 dan saat ini kami sedang mendistribusikan obat Filariasis ke daerah-daerah di kecamatan Sukaraja,” ungkap Doni saat Acara pelepasan dan penyambutan Camat Sukaraja.
No comments: