Bobotoh Persib Bandung tetap antusias untuk menyaksikan final Piala Presiden 2015, Minggu (18/10) menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Animo bobotoh menyaksikan Piala Presiden tak hanya saat Persib melaju ke final. Di babak-babak sebelumnya, Persib selalu mendapat dukungan penuh dari suporternya, utamanya saat tampil di kandang, Stadion si Jalak Harupa, Soreang, Bandung.
Animo bobotoh selama Piala Presiden selalu menunjukan antusiasme tinggi terutama saat tampil di laga kandang, Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung. Yana Umar pentolan Viking Persib Club (VPC) hal itu adalah wajar setelah sepak bola mati suri bobotoh sangat merindukan menyaksikan permain Maung Bandung apalagi timnya merupakan juara ISL tahun sebelumnya.
"Saya kira wajar. Meski kompetisi ini tidak resmi namun karena rindu akan sepak bola membuat antusias sangat tinggi meski sama seperti saat liga ada. Tapi ini bukti kita memang butuh liga," katanya, Rabu (14/10/2015).
Yana menuturkan seharusnya PSSI dan Kemenpora melihat fenomena ini sebagai bahan acuan untuk bisa memperbaiki sepak bola Indonesia dan membuat liga digulirkan kembali. Pasalnya, kisruh yang melibatkan Kemenpora dan PSSI federasi sepak bola di Tanah Air telah menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi pelaku sepak bola termasuk para suporter.
"Beres Piala Presiden harusnya Menpora dan PSSI bertemu dan berunding mencari solusi yang terbaik untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Jika wacana memperbaiki sepak bola Indonesia tidak mesti menghentikan liga," bebernya.
Selain itu dirinya meminta PSSI maupun Kemenpora mempertimbangkan kembali kerugian yang bisa diterima oleh sepak bola Indonesia jika perselisihan dan kisruh ini tetap berlanjut.
"Yang rugi banyak. pemain, generasi muda sepak bola kita, pelatih, wartawan, penjual koran, pedagang baju banyaklah," kata Yana. "Lihat saja dengan adanya Piala Presiden roda ekonomi banyak orang kembali hidup. Intinya meski ada kisruh sepak bolanya harus tetap jalan," sambung Yana.
No comments: