Aparat pemerintahan tingkat Desa memperingatkan warga agar mewaspadai aksi spekulan atau calo tanah dalam sosialisasi rencana pembangunan Mega proyek tol Cileunyi - Tasikmalaya.
"Spekulan memainkan harga. Rencana pembebasan lahan untuk pembangunan tol itu, bisa dimanfaatkan oleh sejumlah pihak tertentu untuk meraih keuntungan," kata Kepala Desa Citaman Kec. Nagreg, Andri Rahayu dikutip dari galamedianews
"Meski ada perbedaan harga pasar dengan NJOP itu, warga selaku pemilik lahan tetap harus diuntungkan," katanya.
Andri berharap, dalam rencana sosialisasi pembebasan lahan itu, aparat desa minta dilibatkan oleh pemerintah terkait selaku pelaksana pembangunan tol tersebut.
Andri berharap agar pihaknya dalam hal ini aparat desa dapat dilibatkan dalam pembebasan lahan oleh pemerintah terkait pada Mega proyek Tol Cileunyi - Tasikmalaya ini.
"Jangan sampai aparat setempat hanya menjadi penonton. Melainkan aparat desa harus dilibatkan dalam pembebasan lahan," ucap Andri.
Hal itu ditekankan Andri karena bila suatu saat ada persoalan keluhan dari warga tentun yang pertama akan diajak bicara oleh warga setempat tentunya pemerintah yang terendah dalam hal ini aparat Desa.
"Karena itu, pentingnya ada komunikasi antara pelaksana pembangunan tol dengan aparat desa setempat," katanya.
Sebagai aparat Desa, Andri beraharap wacana pembangunan tol yang melintasi kawasan Nagreg di wilayahnya dapat benar-benar memberikan manfaat besar bagi warga setempat.
"Intinya, dapat meningkatkan ekonomi warga setempat," harapnya.
Di lapangan diwacanakan, pembangunan Tol Cileunyi-Tasikmalaya itu untuk mengurai kepadatan dan kemacetan kendaraan di jalur selatan Jabar setiap memasuki musim mudik dan balik Lebaran.
Selain itu, dalam upaya peningkatan infrastruktur pembangunan jalan dalam program pembangunan di era Presiden Joko Widodo. Alhasil program ini sebagai agenda kerja nasional dalam pembangunan tol di Jabar.
No comments: