Longgarnya perizinan perumahan mendatangkan dampak buruk dengan semakin tergerusnya area persawahan produktif di Kota Tasikmalaya.
Dampak buruk dari berubahnya area persawahan produktif adalah rentanya ancaman banjir, Ketua Nahdliyin Nusantara (Nahnu) Kota Tasikmalaya, Irfan Permana menyoroti hal ini sebagai cermin kurangnya perhatian pemimpin rakyat dalam masalah alam dan lingkungan hidup serta lebih mengedepankan pembangunan tanpa berfikir dampak buruk yang muncul kemudian.
“Pesawahan di Kota Tasikmalaya semakin sedikit karena tergerus oleh perumah-perumahan yang terus berdiri, ini karena perizinan dari KPPT terlalu mudah, apalagi calo-calonya luar biasa banyak sekali,” ungkap Irfan Permana.
“Warga Kota Tasikmalaya, bagaikan tamu di rumahnya sendiri. Pembangunan terus tapi anehnya daerah ini termiskin kedua di Jawa barat, sangat ironis sekali kan,” tuturnya.
No comments: