Kondisi bisnis sapi potong tengah lesu akibat tingginya harga dan sulitnya mendapatkan persediaan Sapi potong.
Pemotongan Sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Tasikmalaya sendiri menurun hingga 30 persen, yang dampaknya berpengaruh langsung pada Pendapatan Asli Daerah, ini terjadi semenjak dikuranginya kuota Sapi Impor.
Dari drh. Aceu Siti Maemunah, Kepala UPTD RPH Tasimalaya menyampaikan kondisi ini, Suplier yang biasanya membawa persediaan Sapi 20 ekor kini menjadi 16 ekor, selain itu juga kondisi ini membuat pedagang tidak ingin berspekulasi dengan memotong dalam jumlah banyak, dikhawatirkan bila daging tidak laku karena harga kemahalan malah membusuk..
"Daripada dagingnya membusuk karena tidak ada yang beli akibat mahal, mereka lebih memilih tidak memotong," tandas Aceu.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pedagang Daging Sapi Kota Tasikmalaya Apep Tisna Yunara mengatakan, akibat kebijakan pengurungan kuota Impor pedagang semakin merugi.
"Saya harus jual minimal Rp.115 ribu. Tetapi pembelinya jadi sepi," ujar Apep.
Solusi pemerintah dengan mengalokasikan sapi lokal saat ini belum bisa terealisasi selain harganya tingginya stoknya juga susah didapatkan.
"Harganya mahal dan barangnya sulit. Jika mau, ditambah saja kuotanya," pungkas Apep
No comments: