Peredaran Narkoba di Tasikmalaya sudah pada tingkat mengkhawatirkan sampai-sampai pengguna narkoba mengkredit supaya bisa mengkonsumsi barang haram ini.
Hal ini diceritkan oleh Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tasikmalaya Kota, Ajun Komisaris Erustiana di sela pemutaran film Merry Go Round, Senin 19 Oktober 2015, fim ini sendiri bertutur mengenai dampak bahaya penggunaan narkoba.
"Sabu dikredit, belinya seperempat gram dulu. Seperempat gram Rp 500 ribu, mereka patungan tiap orang Rp 100 ribu, jadi mereka bisa pakai bersama," katanya.
Erustiana mengatakan, memakai narkoba jenis sabu bersama-sama juga bisa berisiko terkena HIV-AIDS. Hal ini karena, setelah para pengguna memakai narkoba diakhiri dengan pesta seks.
Analis Kebijakan Utama Bidang Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Siswandi mengatakan, Kota Tasikmalaya merupakan kota kedua di Jawa Barat dengan tingkat kerawanan narkoba. Hal ini mengindikasikan pengungkapan kasus narkoba di kota ini sudah bagus.
"Belum tentu kota yang tidak ada kasus narkobanya steril, tapi mungkin tidak diungkap," katanya.
Hasil survei Puslit Uiversitas Indonesia demgan BNN tahun 2014, kata Siswandi, penyalahgunaan narkoba di Indonesia yang terdaftar sebanyak 4 juta orang. Jumlah itu hanya yang terjangkau.
"Empat juta itu yang terjangkau, padahal kalau narkoba itu 1:6. Jadi 1 orang ketangkep, 6 orang tdk. Ada 1 orang lapor, kira-kira 6 tidak lapor," katanya.
Dulu, kata dia, di Indonesia ada 40 hingga 50 orang tewas sehari akibat narkoba. Saat ini, jumlahnya berkurang.
"Sekarang 33 orang meninggal per hari akibat narkoba," katanya.
Berdasarkan penelitian itu, Siswandi menambahkan, pengguna narkoba dari berbagai kalangan, jenis, dan usia. Namun 60 persen pengguna merupakan usia produktif.
No comments: