Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat mencatat, Jawa Barat terbilang daerah yang paling rawan terjadi konflik antara manusia dengan macan liar.


Terakhir, konflik ini terjadi di kawasan Gunung Syawal, Tasikmalaya dimana warga menangkap seekor macan kumbang (11/8).

Dedi Kurniawan, koordinator FK3I Jawa Barat, mengungkapkan, dari catatan pecinta mamalia dan para kader konservasi di Indonesia, saat ini tercatat sudah ada 35 kasus konflik antara manusia dengan macan, dari jumlah tersebut, 20 kasus diantaranya terjadi di Jawa Barat.

Selain menyoroti rawannya konflik macan liar dengan manusia di Jawa Barat, Dedi juga menyoroti masalah penanganan konflik yang terjadi yang kebanyakan hanya bersifat solusi jangka pendek tanpa mitigasi konflik yang jelas dan tanpa penyadaran masyarakat.

“Penyelesaiannya, selalu saja sama, macan ditangkap, padahal jelas itu melanggar UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam, apalagi proses penyelamatannya pun jarang mengacu prosedur penanganan konflik satwa dan manusia seperti diatur Permenhut Nomor 48 Tahun 2008,” katanya.

Dedi mencontohkan, dari 35 kasus konflik antara manusia dengan macan liar, hanya satu kasus yang akhirnya macan yang ditangkap berhasil dilepas liarkan kembali dialamnya. Kebanyakan, macan yang telah ditangkap justru berakhir di kandang kebun binatang, taman satwa, taman safari untuk jadi tontonan manusia yang sarat akan kepentingan komersialisasi tanpa mengedepankan nilai edukasi dan konservasi.

Dedi sendiri mengaku telah menengok macan kumbang yang ditangkap warga dari Gunung Syawal, Tasikmalaya di tempatnya yang baru yaitu di Taman Satwa Cikembulan bersama para aktivis pecinta lingkungan dan pecinta mamalia.

Dedi menegaskan, macan merupakan satwa endemik Pulau Jawa yang dilindungi undang-undang. Selain itu, macan juga menjadi satu dari 25 spesies prioritas satwa predator terakhir yang ada di Pulau Jawa setelah Harimau Jawa yang saat ini telah dipandang punah sejak tahun 1980-an.

Dedi mengingatkan, populasi macan di Pulau Jawa sendiri, saat ini terbilang sudah sangat sedikit. Bahkan, International Union For Conservation of Nature (IUCN), lembaga konservasi dunia menyatakan status populasi macan di Pulau Jawa sudah dalam critically endangered.

“Ini artinya jika tidak ada upaya konservasi yang utuh, macan tutul Jawa, semakin mendekati ambang kepunahan, padahal macan ini di Jawa Barat juga jadi identitas provinsi lewat keputusan gubernur Jawa Barat,” katanya.

Menyikapi fenomena ini, menurut Dedi, FK3I bersama kelompok pecinta alam serta aktivis pemerhati mamalia mendesak pemerintah daerah, BBKSDA Jawa Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan untuk segera melakukan upaya-upaya penyelamatan terhadap macan yang masih berada di alam liar maupun di kandang-kandang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kita juga meminta pemerintah bisa duduk bersama mencari solusi jangka panjang dalam mengelola populasi macan, terutama di Gunung Syawal,” jelasnya.

indopos.co.id

About bisnis tasikmalaya

Media informasi dan Promosi Kota Tasikmalaya | City Direktori in Tasikmalaya | Info Update Persib Bandung | Lowongan Kerja Tasikmalaya | Info Wisata - Kuliner Tasikmalaya | Promosikan Usaha dan Jasa Anda bersama kami, Media Online adsTasik
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment


Top