Petani di Kota Tasikmalaya meminta pemerintah untuk menggenjot produksi beras organik, sebagai kawasan sentra terbesar produksi beras organik di Jawa Barat.
Penasihat Forum Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tasikmalaya, Yuyun Suhud menyatakan Tasikmalaya meski sebagai kawasan sentra beras organik namun pengembangannya masih menghadapi berbagai kendala salah satunya minat petani karean terbentur dengan permodalan.
"Tasik merupakan daerah percontohan penghasil beras organik. Tapi hal ini belum ditunjang dengan modal yang memadai," katanya seperti dilansir Tempo.co, Selasa (19 Januari 2016).
Dia menyebutkan, saat ini di Kota Tasikmalaya luas penghasil produksi organik hanya mencapai 5 hektare (ha). Padahal, potensi pengembangannya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ha.
Menurut Yuyun potensi pengembangan produksi beras organik masih sangat besar, kini luas penhasil beras organik baru mencapai 5 hektare (ha) padahal potensinya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ha. Dalam segi ekonomis harga beras organik bisa mencapai tiga kali lipat dari beras biasa.
"Pasar beras organik saat ini mayoritas masih diekspor karena daya beli masyarakat domestik masih relatif rendah," ujarnya.
"Kami terus massif untuk pengembangan beras organik di Kota Tasik. Sebab, jika banyak yang memproduksi tentunya akan mengerek daya saing serta mendongkrak pendapatan petani, apalagi saat ini pasar bebas Asean," ujarnya.
Selain itu, dia mengaku, saat ini jumlah penyuluh pertanian di Kota Tasik masih jauh dari ideal. Saat ini jumlah penyuluh masih di bawah 40 orang, di mana jumlah itu kurang optimal diberdayakan dengan total kelurahan sebanyak 69 wilayah.
No comments: