Irdas (44 tahun) seorang sosok inspiratif dari Tasikmalaya yang mengajarkan warga masyarakat bagaimana menanggulangi masalah sampah.
Warga Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna ini berusaha menanamkan tentang arti penting penanggulangan sampah kepada masyarakat dengan menggagas Bank Sampah, dimana bersama kawan-kawannya ia menjemput langsung pengambilan sampah ke rumah-rumah penduduk.
Unit Bank Sampah yang digagas Irdas telah ada di Kec. Singaparna, Mangunreja, Rajapolah sampai Kadipaten. Dalam prosesnya ada orang yang bertugas mengumpulkan sampah yang pusat Bank Sampahnya ada di Desa Cikunir, Irdas dan kawan-kawan kemudian memilih jenis sampah untuk ditimbang beratnya.
“Masyarakat yang menabung sampah ini kemudian kita data. Nama, jenis sampah dan jumlah tabungan sampahnya,” ujar Irdas.
Setelah terkumpul sampah-sampah ini di distribusikan kepada pemborong yang telah bekerja sama dengan Irdas dan kawan-kawan. Sistem tabungan diterapkan bagi masyarakat penabung sampah dan hasilnya diberikan melalui mekanisme periode waktu.
“Untuk yang reguler, kita berikan setiap tiga bulan sekali. Semakin banyak jumlah tabungannya, semakin besar juga penghasilannya,” imbuh Irdas.
Bank Sampah yang dikelola Irdas telah didirkan sejak Mei 2015 meski pada awalnya Irdas mengalami kendala dalam hal sarana dan prasarana. Irdas berharap ada kesadaran dari masyarakat untuk dapat memilih sampah yang sekiranya dapat dimanfaatkan sehingga masalah penumpukan sampah di sekitar pemukiman warga dapat dikurangi.
“Jarang ada yang peduli dengan permasalahan ini. Karena mungkin kebanyakan orang menganggapnya ini pekerjaan kotor. Saya hanya mengambil bagian saja. Barangkali sudah takdir saya harus seperti ini,” imbuh yang sehari-harinya berprofesi sebagai pengamen.
Atas usahanya Irdas mendapat anugerah penghargaan dari Universitas Padjadjaran sebagai pelopor wahana lingkungan bersih. Satu unit mesin pencacah sampah menjadi imbalan atas anugerah ini.
No comments: