Harga daging ayam di Tasikmalaya terus mengalami kenaikan, di Pasar Induk Cikurubuk harga daging ayam sudah mencapai Rp 45 ribu/kg.
Akibat kenaikan ini sejumlah pedagang melakukan aksi mogok berjualan karena tidak mau mengambil resiko, ada pula yang tetap berjualan karena menghabiskan stok yang lama meskipun ayam yang dijual sudah tidak segar lagi.
“Ya kalau omset menurun pak, tapi gimana lagi. Semua ayam ini kan saya beli, kalau tidak terjual ya saya rugi besar,” kelua\h Sulaeman, pedagang Pasar di Cikurubuk.
Selain pedagang sejumlah Poultry Shop di Tasikmalaya juga mengeluh dengan kenaikan harga ayam ini, kenaikan harga daging ayam ditenggarai akibat kualitas pakan yang ada di Indonesia buruk sehingga mengurangi pertumbuhan ayam broiler yang berakibat persediaan ayam semaikin berkurang.
“Ini udah telat, biasa yang usia ayam 27 hari beratnya 1,4 kg. ini 30 hari baru 9 ons. Nah ini efek dominorkarena kualitas pakan yang turun. Hampir semua merek pakan semua lagi turun. Ya mungkin karena bahan bakunya itu. konon kemaren bahan sempat tertahan dipelabuhan dan tidak boleh dibongkar karena lebih memprioritaskan jagong dalam negri. Ternyata jagung di dalam negri tidak memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik yang ada di Indonesia,“ katanya.
Selain pedagang kecil di pasaran, kerugian juga dialami oleh perusahaan besar. Mengingat pertumbuhan ayam produksi lambat, pihak pengusaha harus menambah biaya ekstra. Selain itu juga harga DOC ada kenaikan sebesar 750 rupiah perekor.
No comments: