Penambangan Pasir di daerah Sukaratu berdampak tercecernya limbah air kotor sehingga daerah disekitarnya salah-satunya Desa Rancapakku mengalami kesulitan air bersih.
Warga sering kali melakukan aksi demo terhadap pemerintah setempat dan penambang pasir namun usaha mereka hingga saat ini belum membuahkan hasil hingga mereka terpaksa menggunakan air kotor untuk keperluan sehari-harinya.
Warga berharap, kondisi di daerahnya bisa kembali mendapatkan air bersih seperti sebelum adanya proyek penambangan pasir.
Kepala Desa. Rancapaku, Abdul Kholik mengatakan, air yang dipermasalahkan bukan pada faktor saluran irigasi, tetapi adanya exploitasi dari Desa Linggajati, Kec.Sukaratu di wilayah Mekarjaya yang alasannya mendapatkan izin dari Pemprov Jabar tentang menggali mengembalikan sumber saluran.
“Jika dari saluran irigasi pasti ada perbaikan oleh program Dana Alokasi Desa untuk perbaikan saluran irigasi, dan sumber mata air kita mengandalkan dari Kawah Gunung Galunggung yang kini mengalami pendangkalan dan tidak adanya pohon-pohon besar sebagai penyimpan air,” katanya.
Menurut Abdul Kholik, adanya penambangan pasir awalnya tidak ada permasalahan dengan saluran air karena ada alasan mendapat izin Pemprov tentang menggali dan mengembalikan sumber saluran, namun kenyataannya jadi exploitasi dari desa.
Hal sama juga Ide, peternak ikan di Rancapaku ini mengakui, air kotor sangat mengganggu terhadap pertumbuhan ikan dan juga tanaman.
“Menurut penelitian dari IPB, air kotor ini sangat mengganggu sekali terhadap pertumbuhan ikan, dan ttanaman padi pun bisa hancur, saya berharap kedepannya air akan kembali jernih seperti sebelumnya,” kata Ide.
No comments: