Gelandang Persib Bandung kurang setuju dengan wacana penerapan pembatasan nilai kontrak yang direncanakan oleh PT Liga Indonesia selaku operator ISL.
Wacana penerapan pembatasan nilai kontrak masih digodok oleh PT Liga yang bertujuan untuk memproteksi klub dan pemain agar kasus tunggakan gaji kepada pemain tidak lagi terjadi di sepak bola Indonesia.
"Kalau itu diberlakukan, ada kemunduran. Artinya tidak menghargai jerih payah pemain yang punya prestasi. Sebetulnya tergantung tim, kalau mereka melihat pemain dan menganggap bayarannya sesuai dengan kinerja lapangan, saya pikir sah-sah saja. Kalau melihat permainan pemain tersebut di lapangan bagus dan punya potensi di tim, sah-sah saja dihargai," jelas Firman Utina.
"Saya pikir lebih baik terang-terangan. Tim mampunya seperti apa, itu diutarakan ke pemain. Saya pikir pemain akan memilih gaji segini, tapi lancar dibanding besar namun tertunggak. Oleh sebab itu, perlu ada pembicaraan yang baik antara klub dengan pemain," tambah Firman Utina.
Seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada mei 2015 lalu Joko Driyono menyatakan pihaknya kemungkinan akan menerapkan pembatasan gaji dengan pendekatan pragmatis melalui budget dan indeks penampilan pemain.
No comments: